HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Walikota Tebing Tinggi : Kita Harus Selalu Siap Siaga Dalam Menghadapi Datangnya Bencana



Expose.web.id,- Tebing Tinggi

Sebagai manusia, tentunya sangat mengharapkan kehidupan yang amam, tertib, makmur dan sejahtera, namun, manusia hanya dapat berharap dan berencana.

Ternyata, keadaan terkadang menyimpang dari keadaan normal karena datangnya bencana yang menimpa tanpa diduga.

Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan serta penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, harta benda dan dampak fsikologis lainnya.

Demikian pidato tertulis Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM yang disampaikan oleh Kasat Pol. PP Guntur Harahap dalam kegiatan Simulasi Gladi Penanggulangan Bencana Banjir Bandang Kota Tebing Tinggi Tahun 2018 di Jalan Soekarno - Hatta Gang Mawar, tepatnya  di Pusat Pendidikan dan Latihan Cabang (Pusdiklatcab) Pramuka, Senin 7-Mei-2018.

Thema yang diusung dalam kegiatan itu, "Masyarakat Yang Tangguh Adalah Masyarakat Yang Siap Siaga Dalam Menghadapi Bencana".

Sementara Sub Themanya yaitu, " Melalui Simulasi Gladi Tingkatkan Kompetensi Dan Ketangguhan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Bandang".

Lebih lanjut disampaikan Walikota, kejadian bencana yang telah terjadi di Indonesia, seperti Sunami yang terjadi di Aceh, Nias dan Mentawai, erupsi Gunung Sinabung, maupun yang terjadi dibelahan bumi lain, seperti Sunami di Jepang, gempa di Tibet dan badai di Haiti menyadarkan bahwa, bumi yang di huni ini bisa saja terjadi bencana yang datang silih berganti. 

Hal ini berarti, bencana merupakan bagian dari perjalanan sejarah. Maka, kita harus selalu siap siaga dalam menghadapi datangnya bencana setiap saat. Kesiap siagaan artinya, bahwa masyarakat dijauhkan dari bencana, atau bencana dijauhkan dari masyarakat. 

Hal ini juga dapat berarti masyarakat juga beradaptasi dengan bencana, serta mendorong kearifan lokal sebagai kekuatan utama dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana. 

Untuk itu, masyarakat dituntut untuk mampu mengenali setiap ancaman seperti, memprediksi kejadian bencana, mampu mencegah bencana jika memungkinkan, atau setidaknya mampu mengurangi dampaknya.

"Jika bencana sudah terjadi, kita harus mampu menanggulangi secara efektif, kita juga harus mampu memulihkan kembali dengan cepat.

Di Kota ini, banjir merupakan potensi ancaman terbesar yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat. Hal bisa terjadi, karena letak geografis Kota ini merupakan perlintasan Sungai Padang, Sungai Bahilang, Sungai Sibarau dan Sungai Kelembah. 

Selain ancaman bahaya banjir, Kota ini bukan berarti terbebas dari ancaman lainnya, terutama gempa bumi sebagai wilayah yang terletak dalam lintasan gempa.

Kota Tebing Tinggi yang padat penduduknya dan letak bangunan yang sedemikian rupa, bisa saja memiliki potensi yang tinggi terhadap bahaya kebakaran.

"Namun demikian, perlu kesiapsiagaan dan menyiasati berbagai resiko bencana.

Untuk menanggulangi bencana yang begitu komplex, diperlukan kesiapsiagaan semua pihak terkait dan harus ditata melalui manajemen penanggulangan bencana yang rasional dan sistematis. 

Oleh sebab itu, masyarakat harus diciptakan sedemikian rupa agar tercipta masyarakat yang tangguh menghadapi bencana.

Dengan demikian, mari kta tingkatkan upaya koordinasi serta keterpaduan dalam penanggulangan bencana di Kota Tebing Tinggi sejak dari pra bencana, saat terjadinya bencana, rehabilitasi dan konstruksi setelah terjadinya bencana.

Dorong semua pihak, agar semua masyarakat yang tanggap bencana, sehingga tercipta suatu perilaku sikap hidup dalam mengatasi bencana melalui partisipasi. Hal ini, karena penanggulangan bencana merupakan tanggungjawab semua pihak, yaitu, Pemerintah, Swasta dan masyarakat.

Manfaatkan pelatihan tersebut sebagai momentum peningkatan pengetahuan dan keterampilan agar bermanfaat, karena merupakan aspek yang  sangat penting bagi kehidupan generasi muda, khusus bagi Pramuka harus menjadi garda terdepan dalam mewujudkan masyarakat yang tangguh menghadapi bencana.

Para peserta pelatihan hendaknya dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan di Lingkungan masing - masing dan menjadi mitra siaga bencana serta penanggulangan bencana di Kota Tebing Tinggi," kata Walikota dalam pidato tertulisnya yang disampaikan oleh Guntur Harahap.

Di akhir pidatonya, Walikota mengucapkan terima kasih kepada peserta, Instruktur, Kwarcab Pramuka dan mitra siaga bencana yang telah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kota Tebing Tinggi, Drs. Wahid Sitorus melaporkan bahwa peserta Simulasi Gladi berjumlah 100 Orang, terdiri dari 30 Orang Gerakan Pramuka, 46 Orang Mitra Siaga Bencana dan 24 Orang Pelajar SMA/SMK Se - Kota Tebing Tinggi serta Narasumber dari Basarnas Wilayah Tanjung Balai dan dari BPBD Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Wahid berharap, peserta Simulasi Gladi mendapatkan wawasan dan pengetahuan dalam persoalan penanganan bencana.

Turut hadir dalam kegiatan itu, Kasi Pencegahan dan kesiapsiagaan Timbul Rajagukguk, SE, Pembina Pramuka yaitu, Sarmadan Harahap dan Rida Afriani Kartini Siregar. (Alfian Haris)

Previous
« Prev Post

Contact Form

Name

Email *

Message *